Chapter 1 : A Lonely Wolf ? ?
"Pagi Chii-chan~" sapa Izumi padaku
"Hei! Aku ini Senseimu tau?!" jawabku kesal
"Ya, ya, ya.. Aku kesini hanya untuk mengambil bekal ku kok." kata Izumi sambil duduk seenaknya
"Ukh.., Dasar Izumi.." Aku mengeluarkan bekal Izumi dengan pasrah
"Chii-chan! Minta obat penahan sakit donk!" panggil seorang siswi dari pintu masuk
"Iya., Ini.." kata ku sambil menyerahkan obatnya
"Terima kasih Chi-chan!" ujarnya sambil berlalu
"Lihat itu Izumi! Karena kau, tidak ada yang memanggilku sensei!" jawabku sambil membalikkan wajah, marah
"Tapi kau memang tidak cocok sebagai seorang sensei kok!" jawab Izumi cuek sambil terus makan
"Huft~" aku menghela nafas panjang
"Terima kasih makanannya! Aku kembali ke kelas dulu!" kata Izumi yang langsung menghilang
"Ahh.., Dasar Izumi..," ujarku pasrah melihat tingkahnya
Aku, Yamada Chiako. Umurku 20 tahun dan aku berprofesi sebagai seorang Guru Kesehatan di Osaka Gakuen. Meski aku kesal dengan kata-kata Izumi, aku tidak bisa membantah. Wajahku memang terlihat seperti anak yang baru memasuki usia remaja. Aku juga berbadan kecil. Meski begitu, aku menyukai diriku apa adanya. Aku juga mencintai pekerjaanku.
"Yamada Sensei, saatnya berpatroli!" ujar Sensei Makoto
"Baik." jawabku
Sekolah ini mengerahkan para guru yang ada untuk menjalankan piket saat jam pelajaran dimulai. Dan sudah jadi kegiatan sehari-hari bagiku untuk menjalankan piket di daerah sekitar sekolah. Aku selalu memulainya dari halaman sekolah dan terakhir aku akan mengunjungi atap sekolah.
"Haaahh~" aku meregangkan badan ku dan menghirup udara dalam-dalam dan begitu aku melihat kebawah...
"KYAAAAAAAAAAAAAAAA!!!" aku kaget melihat seorang anak laki-laki terbaring dilantai
"Hmh?" Anak itu bangun
"Ap-apa kau baik-baik saja?" tanya ku kaget
"..." ia menatapku dan kemudian tidur lagi.
"E-eh?" aku kaget dan bingung
Akhirnya aku meminta bantuan pada guru olahraga, Pak Kayashima untuk membantuku mengangkut anak ini keruang kesehatan.
"Terima kasih ya Kayashima-sensei." ujarku pelan
"Ya, Yamada Sensei. Apa saja untuk anda." ujar Kayashima Sensei malu-malu
Begitu Kayashima Sensei pergi aku menatap lekat pada anak laki-laki itu. Kulitnya putih, bulu matanya panjang dan lentik, wajahnya tampan. Ramutnya pirang dan ia memakai anting di telinga sebelah kirinya. Tubuhnya juga tampak atletis. Tapi dia hanya tidur sepanjang hari sampai sekolah selesai.
"Chii-chan! Ayo kita pulang!" panggil Izumi sambil membuka pintu kasar.
"Ssstt!!" suruh ku pada Izumi
"Haa?" Izumi menatapku bingung dan kemudian melirik kearah kasur
"Jangan berisik!" suruhku setengah berbisik
"Iisaki Kei?!" Tanya Izumi memandangi laki-laki yang sedang tertidur itu.
"..." Kei bangun dari tidurnya dan duduk di tempat tidur.
"Eh?" aku kaget
"Sedang apa kau disini?!" omel Izumi
"Aku tidak bisa bergerak karena kelaparan.." jawab Kei tenang dan datar
"Alasan macam apa itu?!!" Izumi mengamuk.
"Ah.., Aku harus pergi. Terima kasih, Sensei." ujar Kei datar dan langsung pergi
Aku terdiam melihat tingkah laku Kei dan hanya bisa terdiam memandang kepergiannya.
"Apa yang kau lakukan?! Ayo kita pulang." ajak Izumi cuek.
"Izumi? Kau kenal dia?" tanyaku bingung
"Yaa.., Tentu saja. Murid pindahan yang baru masuk minggu lalu. Iisaki Kei. Dia baru masuk 1 minggu dan dia sudah membuat 10 orang cewek patah hati, 1 orang guru masuk rumah sakit dan beberapa pasangan putus." jawab Izumi santai
"E-eeeehh?!!" aku kaget
Tanpa aku sadari, takdir mulai menjalankan permainannya sendiri...